Rabu, 18 Maret 2015

Tempat yang harum itu Mandalawangi

Matahari terbit di puncak Gunung Pangrango

Kala itu kami berencana untuk bekemah di alun-alun Mandalawangi. Ya, alun-alun yang terkenal itu. Tempat meditasinya Soe Hok Gie, mungkin lebih tepatnya tempat berkontemplasinya.

Gie, begitulah kebanyakan orang mengenalnya. Sosok pemuda dengan watak dan tekad yang kuat dalam menentang rezim pemerintahan yang menggigit. Orator yang ulung. Berpola pikir bebas, tak terkekang oleh kondisi, dan cenderung melawan arus. Dan yang paling terkenal dari itu semua, Gie adalah salah satu aktivis yang mencintai alam.

Oleh karena itu, disetiap waktu bosannya akan hiruk-pikuk kehidupan, Gie selalau bercengkrama dengan alam. Maka pada suatu ketika, dengan aktifitasnya di alam Gie membentuk mahasiwa pecinta alam, atau sering kita dengar dengan singkatan Mapala. Pada dasarnya, kegiatan mendaki gunung yang dilakukan Gie adalah untuk merenung atau sekedar berkontemplasi. Ya, dengan aktifitas seperti itu lah lahir pemikiran jernih dan orisinil yang siap direalisasikan oleh gerakan massif.

Aktifitas itu pula yang banyak melahirkan syair-syair menyentuh dan mengkritik. Cerdas namun pedas. Layaknya seorang pujangga, Gie menyuguhkan karya yang bebeda dalam setiap sentuhannya. Buah karyanya banyak dikenang dan dijadikan objek kajian pemikiran oleh banyak orang. Termasuk tempat yang selalu dia kunjungi untuk berkontemplasi, Mandalawangi.
Lembah Mandalawangi

Mandalawangi, merupakan tempat terbuka yang terletak di Gunung Pangrango. Para pendaki biasa menyebutnya dengan istilah alun-alun, ada juga yang menyebutnya lembah. Mengapa disebut demikian? karena memang tempat ini terletak jauh dari puncakan Gunung pangrango, hampir mirip berada di lembahan, namun pada hakikatnya bukan lembahan. Yang membuat Mandalawangi sering disebut lembahan, yaitu karena tempat terbuka ini diapit oleh perbukitan yang mempunyai vegetasi yang hanya tumbuh di ketinggian 2500mdpl. Contoh tumbuhan tersebut adalah edelweis, si bunga abadi.

Satu hal yang paling penting, tempat ini menyediakan panorama yang menarik dan sumber air yang melimpah, tak heran banyak pendaki menyebutnya sebagai alun-alun.

Secara bahasa nama Mandalawangi berasal dari dua kata, yakni 'mandala' dan 'wangi'. Kata dasar 'mandala' berasal dari bahasa Sansakerta yang berarti tempat atau wilayah. Sedangkat kata dasar 'wangi', seperti yang kita tau berarti harum.Maka nama Mandalawangi bisa diistilahkan dengan makna tempat yang harum.



Itu lah Mandalawangi dengan sekilas cerita dibalik pamornya. Memang menarik untuk diceritakan, terlalu sulit untuk dibayangkan, dan sangat berambisi untuk mengunjunginya. Dengan sedikit pengetahuan tentang Mandalawangi, saya berusaha meyakinkan dua teman seperjalan saya untuk menuju ke sana. Dan akhirnya mereka menyepakati untuk berkemah di lembah Mandalawangi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar